Tanggal 12 kemaren gue resmi di
wisuda. Tapi momen ‘membahagiakan ‘ itu bukan hal yang excited buat gue.
Kenapa? Karena dengan wisuda gue harus mengakui kekuatan keinginan orang tua
gue. Harusnya bangga sih, orang tua selalu support agar gue lulus, tapi entah
kenapa itu bukan yang ada di hati gue. Justru karena support itulah gue merasa
gue telah kalah.
Ya. Gue resmi kalah telak. Pertama,
gue harus kalah dengan birokrasi kampus yang menurut gue bukanlah birokrasi
yang bagus. Gue mencoba idealis dengan hal itu tapi ternyata idealism gue
seperti berakhir ketika gue wisuda. Gue mengikuti birokrasi yang nggak sesuai
dengan idealism gue. Kedua, masih masalah idealism, gue harus kalah dengan
dosen pembimbing yang sebenernya nggak membimbing, bahkan cenderung ngerepotin.