Dari sekian banyak boyband yang
gue suka, The Boss a.k.a DaeGukNamAh ini adalah boyband yang sangat gue suka.
Selain nggak mainstream, lagu-lagunya tentu aja bagus. Gue yakin fans kpop di
Indonesia nggak semua notice sama bb satu ini, karena selain promonya
kebanyakan di Jepang macem DBSK, the boss bukan berasal dari managemen popular
macem big 3. Justru itu sih yang gue suka, karena nggak terlalu banyak
fans-nya, makanya gak mainstream.
Setelah setahun lebih gue
menantikan comeback mereka ‘Shadow’ yang batal itu, akhirnya mereka comeback
juga. Yah memang kecewa karena comeback mereka kali ini bukan Shadow, tapi ‘Why
Goodbye’. Anyway, karena ini The Boss, ‘Why Goodbye’ pun tak mengecewakan. Gue
tetep suka. Meskipun sekali lagi, gue pengin Shadow tetap dirilis.
Untuk comeback ini, The boss
meluncurkan 2nd Mini Album – Chapter II. Awalnya gue bingung kenapa
harus Chapter II? Kayak nggak ada nama lain. Tapi gue langsung inget kalo
mereka baru pindah managemen setelah managemen sebelumnya bermasalah sama CEO
sendiri. Maksudnya chapter II adalah mereka mau membuka lembaran baru sebagai
The Boss yang baru. Begitulah kira-kira.
Gimana dengan isi albumnya? Bisa
dikatakan, 4 dari 5 lagu bisa bikin gue keracunan karena bagus. Bukan berarti
yang satu jelek, Cuma kurang meracuni aja. Berikut gue paparkan:
1. Sad
Story
Yang paling attractive dari lagu ini adalah gitar
acoustic-nya yang kuat dan kerasa banget. Gue bukan termasuk tipe yang suka
lagu-lagu bernuansa mellow, tapi Sad Story merupakan salah satu dari sekian
lagu ballad yang bikin kuping betah. Tentu didukung kuatnya vocal Mika, falsetto-nya
Karam, husky voice-nya Hyunmin, sweet vocal Injoon dan rap-nya Jay. Lagu bagus
kalo yang nyanyi suaranya sumbang, emang ada yang sanggup ngedengerin? Kalo nggak
terpaksa-terpaksa amat, gue sih males. Anyway, track nomor satu ini recommended
banget buat penyuka ballad ataupun yang biasa-biasa aja, atau bahkan yang nggak
suka ballad, coba deh dengerin yang satu ini.
Tentang isi lagu
ini. Hmm. Dilihat dari judulnya aja udah ketebak kalo lagu ini cengeng
liriknya. Bener aja, lagu ini berisi tentang patah hati seorang cowok yang
bakal terus menyanyikan sad story sebagai bentuk perasaannya. Meskipun sakit
hati karena sempat makan janji manis, tapi tetep menyanyikan sad story dengan
sepenuh hati. Aduh gue nggak betah kalo nulis-nulis yang begini. Lagunya bagus cuma
liriknya cengeng berat.
2. Why
Goodbye
Lagu promo satu
ini bener-bener The Boss banget. MV-nya menggambarkan image The Boss yang mulai
berubah dari ‘boys’ ke ‘men’. Sebenarnya The Boss udah mulai mendapatkan image
‘men’ mereka dari comeback sebelumnya di single ‘Lady’ baik dari MV, lagu
maupun liriknya yang menggambarkan kehidupan orang dewasa. Bukan dewasa yang
gimana-gimana, tapi dewasa yang beneran, yang ngomongnya udah serius.
“Why Goodbye” ini
selera musiknya-seperti yang gue bilang memang punya The Boss. Beat sedang, dan
gak mendayu-dayu tapi liriknya sedih. Lagu ini menceritakan tentang seorang
cowok yang bingung kenapa hubungannya harus berakhir sama pacarnya. Istilah
gampangnya, “Kenapa harus putus sih, kita kan baik-baik aja?” begitulah. Antara
seorang cowok yang memang punya cewek kelewat sensitive sekaligus bisa
menggambarkan seorang cowok yang nggak tau diri sampe nggak tau alasennya
kenapa si cewek minta putus.
Kalo ngomongin
MV-nya, iya emang simple banget, cuman MV hitam putih terus ada coretan warna
darah tiap mereka menekankan lirik berbahasa inggris. Untungnya nggak sekardus
aqua yang cuma buat nge-dance. Yang menarik dari MV ini jujur aja, gue seneng
ngeliat kelima member The Boss punya image ‘men’. Meskipun tetep dari dulu yang
cocok dengan image ‘men’ selalu Mika dan Hyunmin, sementara Karam, Injoon,
apalagi Jay masih muka anak-anak, seberapapun usaha mereka pengin terlihat
dewasa. Tapi gue salut sama Jay, walaupun mukanya bayi, dia bisa terlihat lebih
dewasa dari Karam dan Injoon. Kalo dua orang itu emang lawak sih, masih
bertengger dengan image ‘boys’.
3. We
Are Together
Dibandingin dua
lagu sebelumnya, lagu ini punya karakter yang menyenangkan. Kalo ngedengerin
lagu ini rasanya kayak habis reunion terus nyanyi bareng-bareng. Padahal
liriknya masih seputar cinta-cintaan.
Ceritanya
tentang seorang cowok yang jatuh cinta sama seorang gadis bermata indah,
seperti bunga dan bisa bikin si cowok tergila-gila. Pokoknya kalo bareng si
gadis, hatinya bener-bener meledak-ledak. Isi liriknya tidak lain tidak bukan
adalah kata-kata gombal orang yang kelewat jatuh cinta. Menganggap kebetulan
adalah sebuah takdir. Tapi karena lagunya oke, tetep asik didengerin.
4. What
Are You
Langsung aja gue
bahas isi lagunya. Intinya adalah “kamu ini apa sih sebenernya? Kok bisa
begini, begitu, kok bisa nyenengin sekaligus bikin hati kebakaran, panas dan
bisa bikin segalanya kacau dalam sekejap?” gue suka banget karakternya. Peran
uama dilagu ini benre-bener menggambarkan kehidupan gue banget, kadang gue yang
bisa disebut ‘what are you’ tapi kadang juga gue yang bertanya-tanya sama orang
lain ‘what are you’. Very interesting. Dan sekali lagi, lagu ini oke.
5. Because
of You
Pertama kali gue
dengerin lagu ini, gue langsung keinget ‘Stumble-Stumble’. Agak-agak mirip.
Tapi setelah didengerin lagi, ternyata beda. Entah kenapa lagu ini sedih tapi
bukan ballad. Menarik.
Kalo liriknya yang
gue tangkep adalah begini, seseorang yang udah sayang banget sama kekasihnya,
tapi dibikin sakit, walopun begitu, tetep aja masih sayang, aneh kan? Masokis.
Fiksi banget. Tapi berhubung lagunya bagus dan ada beberapa lirik yang
bahasanya oke jadi dimaafin. Meskipun sebenarnya gue nggak suka lirik yang
terkesan bodoh begini. Ada gitu orang disakitin masih ngarep sengarep-ngarepnya
sampe nggak bisa hidup tanpa orang itu? Apa cinta segitunya banget? Gue emang
nggak ngerti karena gue nggak pernah ngerasain yang begitu dalemnya. Paling
jauh, gue patah hati ya udah, ikhlasin. (kenapa jadi curhat?)
Meskipun postingan ini bisa
dibilang telat, (gimana nggak telat comeback udah dua minggu yang lalu?) tapi
nggak salah juga kalo kalian yang baca post ini lihat The Boss dari sisi yang
lain. Jangan karena mereka bukan dari managemen big 3, atau anak-anak hip hop
bertampang unyu yang gampang terkenal karena udah mainstream, terus dicuekin,
tapi coba tengok juga dari sisi vocal dan kualitas lagu. The boss is definitely
not bad, they’re excellent in fact. Semua tergantung selera emang, dan menurut
gue selera The Boss juga bukan hal biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar