Senin, 16 Desember 2013

The Boss – Chapter II



Dari sekian banyak boyband yang gue suka, The Boss a.k.a DaeGukNamAh ini adalah boyband yang sangat gue suka. Selain nggak mainstream, lagu-lagunya tentu aja bagus. Gue yakin fans kpop di Indonesia nggak semua notice sama bb satu ini, karena selain promonya kebanyakan di Jepang macem DBSK, the boss bukan berasal dari managemen popular macem big 3. Justru itu sih yang gue suka, karena nggak terlalu banyak fans-nya, makanya gak mainstream.
Setelah setahun lebih gue menantikan comeback mereka ‘Shadow’ yang batal itu, akhirnya mereka comeback juga. Yah memang kecewa karena comeback mereka kali ini bukan Shadow, tapi ‘Why Goodbye’. Anyway, karena ini The Boss, ‘Why Goodbye’ pun tak mengecewakan. Gue tetep suka. Meskipun sekali lagi, gue pengin Shadow tetap dirilis.

Untuk comeback ini, The boss meluncurkan 2nd Mini Album – Chapter II. Awalnya gue bingung kenapa harus Chapter II? Kayak nggak ada nama lain. Tapi gue langsung inget kalo mereka baru pindah managemen setelah managemen sebelumnya bermasalah sama CEO sendiri. Maksudnya chapter II adalah mereka mau membuka lembaran baru sebagai The Boss yang baru. Begitulah kira-kira.
Gimana dengan isi albumnya? Bisa dikatakan, 4 dari 5 lagu bisa bikin gue keracunan karena bagus. Bukan berarti yang satu jelek, Cuma kurang meracuni aja. Berikut gue paparkan:
1.       Sad Story
Yang paling attractive dari lagu ini adalah gitar acoustic-nya yang kuat dan kerasa banget. Gue bukan termasuk tipe yang suka lagu-lagu bernuansa mellow, tapi Sad Story merupakan salah satu dari sekian lagu ballad yang bikin kuping betah. Tentu didukung kuatnya vocal Mika, falsetto-nya Karam, husky voice-nya Hyunmin, sweet vocal Injoon dan rap-nya Jay. Lagu bagus kalo yang nyanyi suaranya sumbang, emang ada yang sanggup ngedengerin? Kalo nggak terpaksa-terpaksa amat, gue sih males. Anyway, track nomor satu ini recommended banget buat penyuka ballad ataupun yang biasa-biasa aja, atau bahkan yang nggak suka ballad, coba deh dengerin yang satu ini.
Tentang isi lagu ini. Hmm. Dilihat dari judulnya aja udah ketebak kalo lagu ini cengeng liriknya. Bener aja, lagu ini berisi tentang patah hati seorang cowok yang bakal terus menyanyikan sad story sebagai bentuk perasaannya. Meskipun sakit hati karena sempat makan janji manis, tapi tetep menyanyikan sad story dengan sepenuh hati. Aduh gue nggak betah kalo nulis-nulis yang begini. Lagunya bagus cuma liriknya cengeng berat.

2.       Why Goodbye
Lagu promo satu ini bener-bener The Boss banget. MV-nya menggambarkan image The Boss yang mulai berubah dari ‘boys’ ke ‘men’. Sebenarnya The Boss udah mulai mendapatkan image ‘men’ mereka dari comeback sebelumnya di single ‘Lady’ baik dari MV, lagu maupun liriknya yang menggambarkan kehidupan orang dewasa. Bukan dewasa yang gimana-gimana, tapi dewasa yang beneran, yang ngomongnya udah serius.
“Why Goodbye” ini selera musiknya-seperti yang gue bilang memang punya The Boss. Beat sedang, dan gak mendayu-dayu tapi liriknya sedih. Lagu ini menceritakan tentang seorang cowok yang bingung kenapa hubungannya harus berakhir sama pacarnya. Istilah gampangnya, “Kenapa harus putus sih, kita kan baik-baik aja?” begitulah. Antara seorang cowok yang memang punya cewek kelewat sensitive sekaligus bisa menggambarkan seorang cowok yang nggak tau diri sampe nggak tau alasennya kenapa si cewek minta putus.
Kalo ngomongin MV-nya, iya emang simple banget, cuman MV hitam putih terus ada coretan warna darah tiap mereka menekankan lirik berbahasa inggris. Untungnya nggak sekardus aqua yang cuma buat nge-dance. Yang menarik dari MV ini jujur aja, gue seneng ngeliat kelima member The Boss punya image ‘men’. Meskipun tetep dari dulu yang cocok dengan image ‘men’ selalu Mika dan Hyunmin, sementara Karam, Injoon, apalagi Jay masih muka anak-anak, seberapapun usaha mereka pengin terlihat dewasa. Tapi gue salut sama Jay, walaupun mukanya bayi, dia bisa terlihat lebih dewasa dari Karam dan Injoon. Kalo dua orang itu emang lawak sih, masih bertengger dengan image ‘boys’.

3.       We Are Together
Dibandingin dua lagu sebelumnya, lagu ini punya karakter yang menyenangkan. Kalo ngedengerin lagu ini rasanya kayak habis reunion terus nyanyi bareng-bareng. Padahal liriknya masih seputar cinta-cintaan.
Ceritanya tentang seorang cowok yang jatuh cinta sama seorang gadis bermata indah, seperti bunga dan bisa bikin si cowok tergila-gila. Pokoknya kalo bareng si gadis, hatinya bener-bener meledak-ledak. Isi liriknya tidak lain tidak bukan adalah kata-kata gombal orang yang kelewat jatuh cinta. Menganggap kebetulan adalah sebuah takdir. Tapi karena lagunya oke, tetep asik didengerin.

4.       What Are You
Langsung aja gue bahas isi lagunya. Intinya adalah “kamu ini apa sih sebenernya? Kok bisa begini, begitu, kok bisa nyenengin sekaligus bikin hati kebakaran, panas dan bisa bikin segalanya kacau dalam sekejap?” gue suka banget karakternya. Peran uama dilagu ini benre-bener menggambarkan kehidupan gue banget, kadang gue yang bisa disebut ‘what are you’ tapi kadang juga gue yang bertanya-tanya sama orang lain ‘what are you’. Very interesting. Dan sekali lagi, lagu ini oke.

5.       Because of You
Pertama kali gue dengerin lagu ini, gue langsung keinget ‘Stumble-Stumble’. Agak-agak mirip. Tapi setelah didengerin lagi, ternyata beda. Entah kenapa lagu ini sedih tapi bukan ballad. Menarik.
Kalo liriknya yang gue tangkep adalah begini, seseorang yang udah sayang banget sama kekasihnya, tapi dibikin sakit, walopun begitu, tetep aja masih sayang, aneh kan? Masokis. Fiksi banget. Tapi berhubung lagunya bagus dan ada beberapa lirik yang bahasanya oke jadi dimaafin. Meskipun sebenarnya gue nggak suka lirik yang terkesan bodoh begini. Ada gitu orang disakitin masih ngarep sengarep-ngarepnya sampe nggak bisa hidup tanpa orang itu? Apa cinta segitunya banget? Gue emang nggak ngerti karena gue nggak pernah ngerasain yang begitu dalemnya. Paling jauh, gue patah hati ya udah, ikhlasin. (kenapa jadi curhat?)
Meskipun postingan ini bisa dibilang telat, (gimana nggak telat comeback udah dua minggu yang lalu?) tapi nggak salah juga kalo kalian yang baca post ini lihat The Boss dari sisi yang lain. Jangan karena mereka bukan dari managemen big 3, atau anak-anak hip hop bertampang unyu yang gampang terkenal karena udah mainstream, terus dicuekin, tapi coba tengok juga dari sisi vocal dan kualitas lagu. The boss is definitely not bad, they’re excellent in fact. Semua tergantung selera emang, dan menurut gue selera The Boss juga bukan hal biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar