Sudah sepuluh menit aku
dan Tom duduk berhadapan di meja. Tom yang mengajakku duluan dan dia bilang
ingin bicara. Tapi apa? Dia memang mentraktirku vanilla latte tapi dia tidak
mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya duduk termenung, matanya tidak memandangku,
tidak juga melihat sekeliling café. Aku pikir dia sedang menunggu seseorang
tapi kelihatannya bukan itu. Lalu apa?
“Sebenarnya kamu mau
bicara apa Tom?” tanyaku pada akhirnya, dengan nada sedikit lebih tent saja.
Tom tersentak lalu matanya
beralih ke arahku. Dia terpaku seolah-olah bertanya kenapa aku ada
dihadapannya. Benar-benar orang ini…
“Kamu ini lupa atau
apa?” tanyaku lagi, aku sudah tidak sabar.
“Aku…” akhirnya dia
bersuara. “Sepertinya aku membuat kesalahan. Aku buutuh bantuanmu tapi aku
benar-benar bingung mengatakannya,” wajahnya terlihat frustasi.
Aku langsung memajukan
badanku ke meja. “Katakan pelan-pelan, oke?”