Tentang Teman-Teman Kampus

Siapa sih yang nggak punya teman? Pasti semua orang punya dong. Jangan bilang nggak deh, barang-barang kayak hp, laptop, bantal, dan sebagainya juga bisa jadi temen kok kalo nggak punya teman yang 'hidup.' Anyway masalah temen nih, well, gue bukannya sombong sih, gue punya banyak temen. Banyak dong, dari yang perhatian sama gue sama yang suka cari perhatian sampe yang nggak peduli juga banyak. Apapun atau gimanapun temen ya tetep temen kan? Entah itu mau akrab kayak sodara (gue nggak yakin pada akrab semua kayak sodara) atau nggak kaya sodara tapi tetep akrab, apapun deh terserah, mau nggak mau temen tetap mewarnai hidup kita pastinya.

Gue pribadi, karena gue orangnya pilih-pilih, gue juga pilih-pilih temen dong. Menurut gue wajar sih pilih-pilih karena gue juga punya kriteria 'pemilihan'. Jujur gue nggak nyaman sama temen yang nggak punya selera humor atau dibercandain dikit aja langsung salah paham, salah tingkah atas semua kesalahan gue. Dan yang lebih ngeselin lagi kalo udah sakit hati, nggak ngomong, ujung2nya jelek2in gue di mata temen2 yang lain (pengalaman pribadi, gue sempet bikin temen nangis nih tapi untungnya dimaafin).  Tapi yah gue nggak punya temen kaya gitu secara gue ya tadi 'pilih-pilih'. Emang egois keliatannya, tapi daripada gue nggak cocok mending nggak usah temenan dari awal kan?

Nah, gue sih pengin nulis aja tentang temen-temen kampus gue, nggak banyak sih (tadi katanya banyak temen, plin plan) tapi yang punya intensitas keakraban lebih dari sekian banyak temen gue yang lain. Otomatis dong temen kampus secara gue anak kuliahan.

Nah ini gue kenalin:

1. Pipit Sri Mularsih.

Cewek yang biasanya dipanggil dengan sebutan 'Pipit' ini termasuk deketlah sama gue (ngaku-ngaku). Dia lahir dimana gue nggak tau, yang jelas tanggalnya 13 November 1990, pas 3 hari setelah bapaknya yang polisi itu upacara hari pahlawan kali ya? (Sok tau). Anyway kenapa dia yang aku tulis pertama? Soalnya dia suka ngambek kalo di nggak ditulis pertama. Gue juga sebenarnya males sih, tapi ya gimana yah, toh temen2 lain juga nggak begitu pertama-tama amat, jadi yah gitu deh. Nah, gue pertama knal dia klasik banget pake acara kenalan segala waktu kita masuk ESA bareng.

Dia freak sama semua jenis kucing, mau yang bulunya tebel kaya keset rumahan sampai yang banyak kutunya dia tetep suka. Mau yang mahal sampai yang tinggal comot dipasar, tetep dia elus-elusin. Kurang baik apa coba, bahkan sama gue dan temen-temen yang lain aja dia nggak sebaik itu. Bukan berarti gue pengin dielus-elus juga sih tapi pokoknya dia freak abis deh sama kucing. Beruntunglah kucing-kucing yang diadopsi olehnya, mereka bisa mendapatkan makanan, tempat tinggal dan pendidikan yang layak. ?

Dia bukan termasuk anak yang galauers, itulah sebabnya gue mau temenan sama dia. Curhat yang sebagaimana curhat. Bisa move on sama masalah dan berpikir dewasa (ini gue agak gemeter nulisnya). Yang jelas, dia lebih rajin dari gue, itu pasti. Rajin masalah kuliah yang jelas. Gue nggak yakin dia serajin gue kalo ngelukis ataupun olahraga. Dan so pasti, dia bisa gue ledekin karena gigi gingsulnya. Tapi sangat disayangkan bahwa dia punya niatan melenyapkan gigi yang sudah jadi trademarknya itu. Entah apa motifnya tapi berarti gue udah nggak punya apa-apa lagi buat mengolok-olok dia.

Masih banyak sih yang bisa diekspos dari dia, misal hobinya yang suka mengganggu hidup orang di dunia maya sampe berlinangan airmata kalo nonton film india. Atau susahnya dia punya temen kaya gue, tapi lain kali aja deh, soalnya gue nggak enak nanti. Bisa jadi gue kena jitak gara-gara mengorek-orek kehidupan dia secara terang-terangan gini. Gue masih tetep pengin hidup dengan tenang (berasa Pipit teroris banget)

2. Heru Pramono

Kalo dilihat dari namanya emang om-om banget, tapi jangan salah, dia emang kaya om-om padahal dia lahir di tahun kuda, tahun 1990 tepatnya tanggal 11 Juni. Penampilannya emang tenang, nggak banyak omong dan kelihatan anak baik-baik, tapi dia adalah cowok biasa yang masih suka cewek cantik kok. Terus apa hubungannya?

Gue nggak tau persis kapan kita mulai deket tapi dia salah satu cowok yang deket sama gue. Mungkin karena kita punya interest yang sama, freak film. Lebih freak dia sih. Entah berapa banyak film yang dia punya, dari film penuh pesan moral sampai film yang merujuk-rujuk genre dewasa dan cenderung porno dia punya. Gue termasuk konsumen film-film dia dan saling komen tentang film yang udah kita tonton.
Heru ini termasuk dalam kategori pintar lho, pintar ya bukan pinter karena pinter itu kesannya dukun dan temen gue yang satu ini nggak punya aura mistis jadi gue tulis aja pintar. Dia termasuk kuda hitam di kelas D tercinta karena dia yang paling banyak nanya sama dosen, (karena cuma dia aja yang serius kuliah). Meskipun dia anak yang pintar dan baik-baik di hadapan semua dosen tapi sebenernya dia nggak sebaik itu kok. Dia itu agak-agak egois dan cenderung masokis (ini nggak seserem yang kalian kira). Sebelas dua belas tiga belas empat belas sama Pipit, dia sering banget tuh ngerecokin kehidupan orang di dunia maya. Ujung-ujungnya dia selalu jadi sutradara kita mau main drama apaan di status orang.
Tapi, seperti temen gue yang seharusnya, dia bukan cowok galauers yang suka ngejelek-jelekin cewek atau nyalah-nyalahin cinta. Ya cukup dewasa lah. Cukup.

3. Riza Ibnu Tidar

Akhir-akhir ini gue lagi nggak sering melawak bareng dia sih, secara dia kebanyakan bernaung dengan  kegiatan hibernasinya. Dia adalah temen gue yang paling sehat, karena dia punya satu kelebihan yang berbeda dari gue, Pipit dan Heru yaitu, berat badan. Well, kadang dia pengin diet dengan ikutan taekwondo sama basket tapi sepertinya usahanya kurang berjalan lancar karena dia nggak konsisten latihan. Kalo masalah ke-freak-an, dia freak sama SNSD atau SeoNyuhSiDae atau Girls' Generation ataunya lagi girlband beranggotakan sembilan mbak-mbak cantik dari Korea. Dan hebatnya, nggak kaya gue, dia tetep satu fandom "SONE" (sori O nya nggak pake tanda hati, ribet). Ini adalah hal yang paling konsisten yang dia punya.
FYI aja, cowok kelahiran 5 Agustus 1990 ini lebih akrab disapa Jaim. Gue juga nggak tau apa maksudnya (teman macam apa), so what? Nggak harus bilang wow juga kan? Yang lain, udah deh gue nggak tau lagi mau nulis apaan. Cuma sebatas itu sih pertemanan gue sama dia. Nggak banyak yang bisa diumbar-umbar.

4. Yeni Widiarti

Kalo kalian perhatikan baik-baik mukanya mirip lho sama Bella Swan, kalo diperhatiin sih, kalo nggak ya tetep mirip sih. Dia punya wajah yang cukup tegas, sehingga terkesan judes, tapi sebenernya enggak lho, aslinya dia bahkan lebih judes, hehehehe nggak ah bercanda. Anaknya baik kok, beneran deh (padahal tadi habis diancam). Yeni, mulai akrab sama gue sejak kita secara kebetulan ditempatkan disekolah yang sama pas PPL. Dan lagi dari keseluruhan kelompok, gue akrabnya sama dia doang secara dia paling gampang dibercandain dan nggak gampang jengkel. Paling kalo dia jengkel cuma iseng minum bensin jadi nggak papa.
Salah satu poin plus dia selain lebih cantik dari gue adalah dia udah punya pacar. Well, ini nih yang kadang bikin gue cemburu, tapi tetep gue jalanin. Dimana saat kita lagi jalan berdua (please don't take it wrong), pacarnya telepon-lah sms lah ngasih perhatian, sedangkan gue sendiri yang notabene adalah jomblo dan you know me so well pasti merasa iri dan pengin nelen auditorium (lebayyyy). Gue kan juga pengin punya pacar. #sedih #abaikan.
Asal tau aja sih, cewek kelahiran 2 Maret 1990 ini emang keliatan kalem. Tapi dia kadang banyak omong juga kok. Dan kalo nemenin dia belanja, wah.... milih antara coklat muda dan coklat tua aja lebih heboh dari BOM Bali, urusannya panjang sepanjang tembok Cina (mulai labil, tadi Bali sekarang Cina). Bodo amat ah.
Yeni juga salah satu temen gue yang ngasih gue kekuatan buat menghadapi berbagai macam kritikan, hujatan dan segala rintangan yang ada sama gue sewaktu gue PPL. Dan itu worth banget. Makasih teman #peluk, #nangis #Yeni melepaskan pelukan karena gue bau keringet habis main basket #GAK jadi terharu. #kebanyakan slash.

Itulah empat besar dari sekian banyak temen yang akrab sama gue di kampus. Seenggaknya mereka bisa dan mau ngedengerin apa yang gue omongin. Menganggap gue ada, nggak cuma jadi patung selamat datang kalo ngobrol sama mereka. Menghargai diri gue sebagai manusia juga (masalah harga itu sensitif dan banyak viewnya). Gue juga merasa tersanjung berteman sama mereka karena mereka mau menceritakan hal-hal yang menurut mereka rahasia sama gue. Itu artinya gue bisa dipercaya, suatu kehormatan.
Udah ah, kalo ngomongin temen gini gue suka sedih, karena banyak banget kejadian temen yang satu berkhianat sama temennya.
Semoga aja sih, gue dan temen-temen nggak gitu.

Salam pertemanan, selamat hari persahabatan sedunia (yang gue masih nggak tau sebenarnya hari persahabatan sedunia itu kapan). Anggap aja tiap hari deh biar nggak ribet.

Chu^ kiss bye from Eskimo village