Gue nggak tau
harus mulai darimana, harus bagian yang mana aja atau gimana pada akhirnya.
Tapi yang gue mau tegasin di sini adalah hal yang nggak terduga sama sekali,
hal yang extremely amazing and memorable,
yang pasti hal yang bikin orang gila jadi waras. Nah apaan itu…
Jadi… gue bukanlah
pemeran utama. Gue cuman bahagia dengan apa yang peran utama ini lakukan. Peran
utama ini adalah temen-temen gue sendiri. Sebut saja Tia dan Diah, dua sodari
gue yang seleranya sebelas duabelas tigabelaslah sama gue yaitu KPop. Kita ini
fans yang cukup setia, yah meskipun bukan fans yang punya banyak budget tapi
kita tau banyak tentang berbagai hal yang kita suka. Darimana lagi kalo bukan
dari internet? Gue bukan mau bahas internetnya, gue tetep mau bahas pengalaman
seputar KPop.
Maret 2013
kemaren tepatnya tanggal 9 adalah hari dimana Music Bank pertama kali show di
Jakarta. Fans Kpop tentunya pada antusias dong? Termasuk kita ini. Awalnya
biasalah, labil, masih galau antara mau nonton atau nggak. Gue juga termasuk
galau sih. Bayangin aja ada Beast, Infinite, Shinee disitu, 3 boyband favorit
gue. Belum lagi ada S4, Teen Top, Suju, 2PM sama Sistar yang gue juga suka, mana
bisa gue relain buat nggak nonton? Itu mulanya. Gue tetep nggak bisa depart ke Jakarta karena yah you know me so well skripsi gue-yang
udah mau membusuk itu- belum kelar. Tia, Diah dan satu lagi yang beneran nggak
ikut, Silvi juga niatnya udah mau nggak ikut karena alesan masing-masing. Tapi
Tuhan emang bisa ngapain aja termasuk bisa merubah hati seseorang. Adalah
kompetisi memenangkan tiket diamond dari salah satu sponsor MuBank Jakarta
yaitu Pocari Sweat yang mengadakan kuis untuk event ini. Kecuali gue, semua
orang niat banget ikut. Semua persyaratan pun diusahain lengkap. Bahkan Diah
sampe berubah jadi superhero yang aduh gue selalu pengin ketawa aja kalo liat
adegan itu. Kuis pocari sweat ini merupakan foto kontes gila-gilaan, gila
kostum, gila ekspresi bahkan sampe gila orangnya (mungkin). Dari kecintaan
itulah sampe dikatain orang gila sama the children next door. Sepanjang dua
puluh satu tahun pertama kali dikatain orang gila gimana rasanya? Yah
begitulah. Tapi bocah-bocah itu akhirnya pada ngikut foto gila-gilaan juga.
Mungkin mereka baru pertama kali menemukan mbak-mbak kosan yang se-ekstrem ini.
Alhasil, mereka malah pada nge-fans sama Diah si Pocari Girl. #Apakabardunia?
Singkat cerita…
mereka gagal dapetin itu tiket. Padahal pengorbanan udah sedemikian rupa
banget. Upload setiap sekian menit sekali sampe ada salah satu user yang
menjudge foto yang kita (WHAT? KITA?) plagiat. Tapi yah mau gimana lagi, nggak
dapet ya akhirnya udah pasti nggak nonton. Lagi-lagi itu cuma permulaan.
Setelah diamond
tiket itu tinggal kenangan… kita semua sepakat untuk nggak nonton. Silvi juga
memutuskan untuk mudik ke Pemalang. Tapi lagi-lagi Tuhan bisa mengubah hati
manusia kapan aja. Sehari sebelum konser, Diah dan Tia kembali menggalau. Tia
sih terserah Diah, tapi Diah juga terserah Tia. Aduh kan ribet lagi kayak ABG
enam belas tahun labil gitu-lah. Diah bahkan sampe memorandum dirinya sendiri
kalo proposal ini begini dia berangkat, terus ada kuliah juga terus lagi ada JC
juga. Dari segi itulah, mereka memutuskan untuk nggak nonton dan nggak
mengungkit-ngungkit tentang MuBank.
Dan untuk sekian
kalinya, Tuhan Yang Maha Besar mengubah hati seseorang. Pas tanggal sembilan
Maret pagi-pagi itu, gue baru bangun tidur terus mandi, Tia ketuk-ketuk pintu
kamar gue. Gue buka dong ada apa dia pagi-pagi menginvasi kegiatan gue nyisir
rambut. Dipikiran gue waktu itu sih Tia nggak mungkin nganterin senapan ke
kamar gue secara kita berdua bukan kriminal. Dengan malu-malu yang nggak
malu-maluin dia bilang gini, “Boleh pinjem duitnya nggak lima puluh ribu?”
“Oh bentar,”
jawab gue sok kaya. Gue langsung mengambil dompet dan mengacak-acak isinya.
Ketemulah duit seratus ribuan terus gue teriak, “Ada lima puluhan nggak?” tanya
gue minta kembalian. Tia bilang nggak ada, pas dia bilang kayak gitu eh gue
nemu deh itu selembar biru yang bisa buat hidup tiga sampe empat hari. Tia pun
akhirnya pinjem uang dari gue. Saat itu gue nggak tau apa alesan dia minjem
duit itu. Beberapa menit kemudian gue menemukan alesan itu, Tia, bersama Diah
bersama seorang lagi Thea, akhirnya nekat ke Jakarta tanpa tujuan yang jelas.
Sampe titik itu, mereka belum pasti nonton MuBank. Gue juga kaget sih, ngapain
mereka kesana tapi yah namanya juga ke Jakarta karena ada MuBank, perlu alesan
apa lagi? Gue cuman kaget aja kemaren mereka galau total tingkat internasional,
hari-H malah mutusin buat berangkat. Aigoo….
Perjalanan nekat
emang bukan perjalanan yang mulus. Mereka nggak segampang itu naik-turun
kendaraan umum. Tapi yah… demi oppadeul
dan dongsaengdeul, apalah arti kereta
ekonomi? Gue sendiri nggak tau detailnya bagaimana, tapi yah yang namanya berangkat
dadakan, persiapan dadakan, waktu juga dadakan, they didn’t make it in time. Kira-kira mereka berangkat dari
purwokerto jam Sembilan atau sepuluh lebih sekian kalo nggak salah, sampe
Jakarta tuh udah kaya mau recording
Running Man, udah malem banget. Sesampainya di GBK, tempat dimana MuBank
digelar -yang dari awal gue lupa kenapa nggak dijelasin-oke lupakan- mereka
udah ketinggalan. BANGET. Malah mereka bertiga menemukan beberapa penonton udah
pada pulang. Ada pula yang menganggap mereka panitia. Perjuangan nggak sampe
disitu tentunya.
Setelah sekian
lamanya bergelandang nggak jelas di pelataran GBK, mereka mulai udah pada
capek, yah udah pasrah gitu. Tapi hati mereka untuk sekian kalinya berubah.
Dari luar GBK mereka bisa mendengar suara siapa yang ada di dalam sana. It was
SHINee. Atas dasar itulah mereka mencoba cari celah, mereka udah di Jakarta,
udah di depan GBK, suara SHINee udah terdengar jelas, tinggal selangkah lagi,
harusnya ada celah.
Harusnya………
Ada…
Harusnya sih………
Ada…
Celah…
Dan…
Ternyata……
ADA!!!
Finally…………
Gue nggak tau
secara mendetail, tapi celah itu di dapat dengan membayar seratus ribu buat
tiga orang dan nggak tanggung-tanggung, mereka bisa ke wilayah festival. Apalah
artinya diamond tiket yang hilang itu. Buat gue yang nggak ngalamin hal itu pun
rasanya seneng banget. Festival itu depan panggung men, lu bisa liat kaki
mereka aigoo. Dengan semangat berapi-api, tiga gadis labil berfandom shawol itu
masuk venue dengan sukses. Sayangnya… saat mereka tepat menginjakan kaki
mereka, MC-nya ngomong begini “Itulah tadi penampilan dari SHINee…” what the….
Mereka masuk karena SHINee tapi saat mereka udah masuk SHINee malah… ah
sudahlah drama sekali jadinya. Fandom mereka pun berakhir random. Siapa aja
yang tampil mereka teriakin. Bahkan Diah dengan songongnya mengira Donghae Suju
itu panitia. “Pantesan ganteng banget,” dia bilang begitu.
Gue persingkat
lagi ceritanya langsung ke encore aja. Semua guest stars kan keluar semua tuh. Akhirnya, mereka bisa menatap
langsung Onew sama Taemin, sama Key juga kalo nggak salah, kalo salah ya
maafin. Minho sama Jonghyun tuh di sisi lain jadi mereka nggak bisa liat secara
jelas. Tapi masih asik sih seperti yang gue bilang tadi fandom mereka udah
nggak jelas. Ada Infinite sama Beast nyaperin ke sisi mereka, udah lah nggak
beraturan lagi kelakuan, ada yang manjat-manjat pager segala. Apalagi pas ada
personel Infinite yang namanya satu huruf doang, si L. Gue udah nggak tau
gimana harus mengungkapkannya. Semua berakhir dengan indahnya. Di akhir acara,
mereka bertiga ketemuan sama Jayud, Hottest yang juga tengah menikmati
rangkaian acara MuBank setelah sama-sama galau sebelumnya.
Nggak sampe
disitu ceritanya. Perjalanan pulang pun nggak begitu mulus. Mereka galau mau
naik bis ekonomi dengan tiket delapan puluh lima ribu atau hengkang ke terminal
lain yang bisa lebih murah. Saat-saat itulah, mereka bertiga saking galaunya
nggak tau arah, apalagi dapet kabar 2PM sama SHINee ke Monas. Udah dong itu
tambah kacau pikiran, perut bahkan hampir mendekati kosong. Tapi mungkin
kesempatan ketemu oppadeul dan dongsaengdeul belum saatnya, mereka akhirnya mau
nggak mau pake bis yang tiketnya 85ribu setelah sempet diancam ditelan preman.
Wuahhhhh.
Dengan membawa
bukti berupa video yang nggak layak disebut fancam, mereka heboh setelah sampe
di kosan. Gue nggak perlu tanya mereka mandi atau nggak karena itu nggak
pengaruh. Pulang dengan selamat dan antusias cerita aja udah Alhamdulillah deh.
Gue bisa menyimpulkan begini, nggak usah terlalu banyak mikir, karena ada jalan
di balik kenekatan. Dan lu nggak akan tau kapan Tuhan akan merubah hati dan
keputusanmu. Tapi yang gue liat disini adalah keseriusan dan antusias terhadap
sesuatu yang buat orang lain mungkin biasa aja tapi buat kita… kata-kata luar
biasa pun nggak cukup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar