Sabtu, 10 Mei 2014

Wibawa

Berfikir tentang kewibawaan, apa yang ada di pikiran kalian? Suara berat? Wajah garang dan di takuti? Gue nggak tau itu. Bagi gue wibawa itu power atau kekuatan, dan ngomongin kekuatan, gue yakin kalian setuju kekuatan bukan hanya berarti kekuatan fisik. Kekuatan atau power itu berasal dari mana aja. Jadi gue simpulkan, untuk jadi orang yang berwibawa, lo harus jadi orang yang kuat.
Terus apa gunanya wibawa itu? Jawabannya: Menguasai. Contohnya yang paling simple, yang paling sering berseliweran di kehidupan gue sehari-hari adalah wibawa seorang guru. Semua temen gue berpendapat sama tentang wibawa itu. jangan jadi guru yang terlihat mudah kalo ingin terlihat berwibawa. Nah terus gimana caranya biar nggak terlihat mudah? Sesekali galak? Jaga jarak dengan murid atau mengintimidasi murid-murid kalau guru adalah guru dan murid tetep murid, harus ada batasannya. Itu cara-cara yang menurut gue bukanlah cara untuk jaga wibawa.

Gue pernah punya penalaman pas PPL di salah satu SMP deket kampus gue. Saat itu, gue yakin bahwa temen-temen satu kelompok sependapat bahwa gue nggak punya wibawa buat nge-handle murid-murid. Gimana mereka mau yakin kalo kelakuan gue pas di sekolah nggak jauh beda sama murid? Malah kita main bareng. Ibarat bahasa paling kasarnya, gue bisa “anjing-anjingan” sama murid di sana. Jauh dari kesan wibawa, itulah gue.
Tapi apa murid-murid di situ benar-benar menganggap gue mudah? NGGAK SAMA SEKALI. Malah gue pernah bikin preman sekolah bisa ngomong jujur. Cuma sama gue sih, karena simple alasannya, itu anak merasa nyaman dan tau gue nggak ember, nggak bakal juga langsung nyalahin. Ketika semua guru tanya dia berantem, dia menolak dengan tegas kalo dia cuma jatuh. Dan ketika gue tanya apakah dia berantem, dia jawab iya, karena ada masalah. Sesimple itu. gue pun jadi bisa mengontrol anak itu buat tetap tenang dan nggak usah terburu-buru.
Apakah cuma sejauh it uterus gue jadi punya wibawa di mata anak-anak? Well, gimana ngejelasinnya ya? Yang jelas, gue nggak pernah membuat jarak dengan mereka. Mungkin karena udah SMP kali ya jadi paling nggak mereka emang udah di ajarin untuk menghormati orang lain termasuk gue, yang saat itu jadi guru mereka. Meskipun gue terlihat gampang, mereka tetep nggak macem-macem tuh, gue merasa mereka respek, menghargai gue.

Bukan cuma dalam kehidupan guru-murid aja sih, tapi wibawa itu sebenernya berasal dari diri sendiri. Untuk apa kita berwibawa dan gimana caranya ya kita sendiri yang tau. Kita pantas atau nggak disebut berwibawa meskipun kita nggak ada jarak, bisa menilai sendiri. Karena menurut gue, wibawa itu bukan dalam menjaga jarak tapi karena suatu kenyamanan yang diberikan untuk orang lain.

1 komentar:

  1. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    BalasHapus