Rabu, 20 Juni 2018

Lebaran Pertama di Perantauan

Sebagai anak perempuan, gue bisa dibilang sangat di protect sama orangtua (apalagi bokap). Yah karena sangat di protect itu jadi susah banget gue buat merantau. butuh bertaun-taun sampai akhirnya gue di titik ini, diikhlasin merantau bahkan dibolehin nggak mudik lebaran tahun ini.

Apa mungkin mereka udah tenang karena gue udah 27 tahun?

Oh well, lupakan. Ternyata lebaran di perantauan nggak sesedih yang di deskripsikan orang-orang pada umumnya. Mungkin karena ini pertama kalinya, jadi gue beneran ngerasain yang nggak papa berlebaran di mana saja, walaupun nggak ngumpul sama keluarga. Lagipula gue adalah orang yang nggak suka dengan keadaan hectic. Tau kan gimana hype mudik lebaran? Walaupun udah banyak jalan-jalan alternative dan tol yang banyak dibangun, tetep aja, gerbang Cikarang utama ngeri-ngeri sedap dibayangan dan bagi gue, keputusan untuk nggak mudik adalah keputusan yang tepat.

Gue jujur aja sangat enjoy berlebaran kayak gini. Walaupun iya sih, capek habis sholat idul fitri kayak buru-buru banget makan-makan atau salam-salaman (yang kali ini sama ibu kos sekeluarga). Udah gitu belum jam 10 masuk kantor lagi, kebayang magernya gimana sama kerjaan. Tapi sekali lagi, gue nggak papa, karena paling nggak gue nggak harus dipusingkan dengan berbagai tradisi yang gue sangat awkward sama tradisi itu. Itung-itung selamat juga sih gue dari ngasih-ngasih THR ke keponakan gue yang padat merayap di kampoeng sana(bete udah dipanggil tante).

Terus apakah rasa lebarannya tetep ada? Ada kok, seriusan. Apalagi gue kerja shifting yang pastinya masih ada anak-anak senasib yang juga berlebaran di kantor. Gue nggak sesendirian itu, nggak sesedih itu. Gue tetap bisa merasakan itu ketupat lebaran dan nastar yang Alhamdulillah sama enaknya kayak di rumah.

Mungkin gue hanyalah satu dari beberapa aja yang masih bisa menikmati libur lebaran tanpa mudik. Walaupun ya, tetap ada ada yang salty sama pilihan gue yang nggak memprioritaskan momen setahun sekali itu untuk kumpul sama keluarga. Mau gimana lagi? Gue memilih untuk menjauh dari tradisi-tradisi hectic dan bikin pusing itu. Lagipula nggak ada kewajiban, lebaran itu harus mudik.

Well, Selamat Lebaran semuanya. Iya gue tau gue telat karena gue juga baru libur tanggal 19 Juni, ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar