Jaman-jaman kuliah
dulu di kelas D, gue punya seorang temen yang namanya Anisa Hilal. Dia bukan termasuk
temen deket sih tapi kalo kuliah kita sering duduk bareng. Satu dua kali
pernahlah sekelompok presentasi. Untungnya Anisa ini punya panggilan Sasha,
yang lebih akrab. Jadi meskipun nama kita mirip, kita nggak bakal kuatir kalo
ada yang manggil kita ketuker-tuker.
Selain beda nama
panggilan, postur tubuh kita beda banget. Terlalu mencolok malah perbedaannya.
Gue hanya selembar keju dan setinggi gagang pintu sedangkan Sasha lebih montok
dari gue, lebih tinggi juga. Kita berdua sering dijadiin bahan candaan kalo
lagi kuliah karena nama depan kita mirip sedangkan penampilan kita beda banget.
Tapi karena cuman bercanda, kita berdua sih no offense. Biasalah, kita sekelas
emang sering bercanda atas dasar suka sama suka.
Suatu ketika kita ada
kelas di Lab 1. Kebetulan gue dan Sasha duduk sebelahan, di bagian paling
belakang lagi. Dosen juga sempet intermezzo dengan melihat kita yang bertolak
belakang itu. Tapi kita nggak terlalu peduli, selewat aja. Kita kan mau kuliah.
Singkatnya kuliah
selesai, lembar kerja udah dikumpulin dan saatnya bagian yang penting, yaitu
tanda tangan absensi. Si dosen nggak mau repot repot menjulurkan table absensi
ke belakang rupanya. Gue dan Sasha pun berusaha merangsek ke depan supaya nggak
ketinggalan ngisi buku absen. Sebenernya bisa aja sih kita sabar cuman nggak
tau kenapa kita pada pengin cepet tanda tangan. Saat itulah terjadi insiden
kecil. Gue melawan Sasha di tempat yang sempit. Sasha menang satu langkah.
Nggak cuma itu, kaki gue keinjek dan badan gue terhuyung karena senggolan
Sasha. Beruntung ada temen yang nahan bahu gue saat itu jadi gue nggak perlu
jatuh di kelas.
“Hampir aja ya,” kata
temen gue saat itu. Gue manggut-manggut sambil tersenyum bodoh. Bisa-bisanya
gue hampir kelempar padahal gue cuman disenggol doang.
Gue sadar satu lagi
atas perbedaan kita, Sasha seperti petarung dan gue hanya penggemar film
kungfu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar